Laut masih pada pekikan
ombak yang membabi buta, menelan semua perahu cadik pada layar kelabunya, membiarkan
awang pada trawang dan ia menari dalam kisahnya, menghentakan kaki ikuti
lantunan narasi,,, riaknya air selalu membuatnya tertantang akan tualang. Binal
dalam bual, ia biarkan camar agar menyambar. Sang cleopatra merengkuh batas
cinta dengan logika.
Alamnya masih
mempesona, menggoda naluri hawanya yang di kehendaki tuhan serta terjaga. Biarkan
adam melalang buana mendiami kalutnya. Ego atau bukan, kepeduliannya telah digadaikan
pada kesenangan yang tak termaknai. Bukankah kodrati adam pula hanya untuk
membanggakan empuan yang ia kagumi keindahannya dan sengaja memperindahnya??
Jadi tak ayal pula jika cleo sengaja menikmati kalut yang ia paut!!!....
“aku mencintaimu”
banyak adam yang berkata itu, sengaja meluaskan bumi manusia pada katanya dalam
rayu. Harap rindu akan tertuah dengan hati luluh. Tak sadarkan diri empuan pun
mampu berperisai tenggelamkan matahari hingga benamkan ia pada laut kelam. sang
cleopatra sumringai dengan pria di gegnggamannya...
Lantunan tari cleopatra
mampu hentakan bumi, meluas ke kecakrawala, tawarkan harapan pada semua pria,
mengadu domba untuk kesenangannya, mengulum ombak, menuai badai, mainkan hati.
Sedikit kata ia mampu perangkan dunia.
Kini ia duduk dalam
singgasana bersulam emas, bertahta puas. Keinginannya hanya ia hentakan jari,
hingga segala menghampiri. Siapa yang dikehendaki, tunduk dalam rajutan kesempurnaan
tawarannya. Sang cleo biarkan aliran bentangan kalut yang ia pagut.
No comments:
Post a Comment