Ada yang hilang dan itu entah
apa, tapi jika rasa ini,,,, ku yakin itu bukan!!!...
“jika kau jadi aku. Aku harus
bagaimana din?,,, ya!... jika sakit, tak usah kau tanyakan. Tapi jika ku jujur
terhadap perasaanku, aku masih menyayanginya dan itu tidak berkurang
sedikitpun.”
Ku simak betul aisyah dalam tutur
ceritanya, emosi berbaur meluapkan rintik air mata dari kedua kelopak indah
itu, terus mengalir ke pipi hingga bermuara ke kerudung panjang dan meresap di
dalamnya. Pada sedu ia terus rintihkan kalimat serta kembali bercerita.
“aku sengaja ceritakan ini semua
padamu dan meminta pendapatmu adinda, karena ku pahami sekali ketika ku
mengambil keputusan pada saat ini. Aku tak mampu berfikir jernih serta kebijakan
untuk langkahku kedepan nanti. Aku labil.”
Aku masih diam, serta ingin ku
hujati ia yang membuatmu sedih aisyah,,, tapi ku tau… tak layak aku berdiri
pada ke akuan ku untuk saat ini.
“tenangkan dirimu aisyah… aku pun
tidak mampu memberikan saran apa apa. Aku cukup menjadi pendengar kisahmu ini,
kau yang paham mana yang terbaik untukmu. Hanya bisa ku sarankan jangan kau
ambil keputusan pada saat ini. Tersenyumlah dalam keadaan apa pun,,,
tersenyumlah,,, cantik mu hilang ketika kau mengais sayang”
***
“kau kapan kembali ke cirebon
sayang? Aku merindukan senyum manis mu di sini. o,,, iya bagaimana kabar ibu di
rumah, semua keluarga sehat?,,,”
“sehat mas, senin aisyah
sepertinya balik ke Cirebon. Karena memang hari rabu aisyah ada kuliah, kabar
ibu serta semua keluarga sehat alkhamdulillah… nanti senin jam 5 sore mas
jemput di terminal ya,,, biar aisyah nggak nyari becak lagi buat ke kost”
“iya aisyah,,, nanti mas jemput
kamu”
“ya udah kalau bgitu mas,,,
asalamualaikummm”
“waalaikumussalam”
Aisyah mulai menutup telfon dan
ia mulai nengemasi barang serta melangkahkan kaki untuk berpamit diri kepda
keluarganya…
“ibu , ayah aisyah brangkat ya?,,,,”
“loh kamu berangkat sekarang
aisyah ? Katanya mau hari senin ini kan masih sabtu?”
“enggak ibu, aku nggak
sabar mau ketemu mas adam serta mau menyampaikan perbincangan aisyah dengan
ayah dan ibu smalam kepada mas adam”
Dengan seringai kedua
orang tua itu meresteui sang anak….
“ya udah hati hati
aisyah, sampaikan salam kami pada adam”
Aisyah pergi mulai ia
melangkah dengan hati riangnya,,, pada tapal jalan ia bercerita dalam
nalurinya.
maaf mas adam aku
membohogimu tentang hari kedataangn ku, tapi aku sengaja ingin memberimu kabar
gembira tentang jawab orang tua ku pada tujuanmu yang akan kerumah tiga bulan
ke depan untuk melamarku, mereka menyambut baik akan hal itu sayang. Dan aku
tak sabar untuk menemuimu.
Aku tau!!!... kau pun
psti akan bahagia mendengar kabar ini, sama halnya seperti aku menanggapi hal
ini. Aku selallu yakin dari awal pertemuan kita, bahwa kau adalah imamku
terbaik dalam menghadapi segala hal, karena sikapmu pada ku menggambarkan
segalanya.
Kau selallu
mewejangiku agar dapat mengontrol emosi apapun (kegembiraan, amarah dan rasa
sedih). Dan ku yakin kau berpegang teguh
pada prinsip hidupmu itu, selama tiga tahun ini pun kau menjagaku dengan sepuh
ke hati hatianmu, tidak pernah menyentuhku sedikit pun untuk sebuah luapan
nafsu birahimu. Kau menjadikan ku permata yang selallu bersinar pada
kemilaunya,,, karena kau pada keyakinanmu selallu menjelaskan bahwa perempuan
akan Nampak keperempuanannya pada kterjagaan di dalam kotak. Serta menjadi
Pandora ketika di buka. Kau pula memberiku kunci cadangan kamar kosmu, karena
kau ingin aku mempersiapkan diri untuk belajar menjadi istri menjaga layak
sandang suaminya.
Ah,,, jika mengingat
masa yang kita lalui itu. Rasa cinta yang ku miliki terpupuk dalam, serta
tumbuh menguasai segalanya… aku mencintaimu mas,,,, aku mencintai dengan amat
sangat rasa terdalam.
“maaf mbak sudah
sampai terminal Cirebon”
“oh maaf pa,,, iya
terima kaih”
Heum,,, perjalanan
antara indramayu cirebon tak terasa jauh… aku terlallu asyik dengan bayangan
masa depan serta masa lallu kita sayang, sampai sampai seorang kernet kopayu
membangunkan lamunan untuk memberitahukan karena sudah sampai pada kota tujuan.
Tapi sekarang aku
langsung menuju kosmu sayang,,, entah kenapa saat ini hati ku berdegup kencang,
mungkin karena rasa bahagiaku menguasai aliran darah pula. Dan sekarang aku
mempersiapkan diri telah di depan pintu kmarmu serta aku membuka pintu kamar…
“mas adam?!!!....”
“aisyah?!!!!....
katanya kau hari senin ke Cirebon?”
“maaf mas aku
membangunkan mu, ku kira kau sendirian di kamar. Aku tak tau ada teman
perempuan di dalam kamrmu”
Aisyah pamit pergi
dengan sapaan senyuman kepada adam, di lihatnya adam bertelanjang bulat dengan
seorang perempuan yang tertidur pulas karena lelahnya di samping adam. Gemuruh
nafasnyanya mulai tak trkendali, amarah mulai menguasai dirinya.
Matanya berkelabut
mulai sembab tak kuasai diri, untuk menenangkan jiwanya ia memilih sebuah kursi
di ruang tamu kostan adam. Mulai mengatur nafas untuk sekedar kelegaan jiwanya…
Dari sisi lain, adam
menghampiri….
“aisyah maafkan aku,
marahlah padaku aisyah,,, tapi ku mohon maafkan aku” dalam permohoannya aisyah
dan adam tidak berpandangan merek memilih ratapan dalam ketertundukan”
“perempuan itu amora
teman sekelasku mas?”
“iya aisyah”
“sudah berapa lama mas,
kau menjalin hubungan dengannya?”
“sudah dua tahun ini,
tapi aku tidak mencinainya… aku selallu memilhmu untuk masa depan ku sayang”
“sudahlah mas,,, aku
pamit ke kos dulu mas,,,”
“tidak aisyah,,,
tidak!!! Aku tidak akan mebiarkanmu dalam kondisi seperti ini untuk sendiri”
“tidak mas,,, aku
tidak apa-apa aku ingin sendiri”
Adam mengalah melepas
aisyah untuk pulang ke kostny,,,, dalam langkah lnglai. Kini segalanya hancur
dalam sekejap, angan, impian bahkan kegembiraan yang ia bawa dari rumah pun
menguap,,,
Ia tak tau harus
bagaimana mengendalikan rasa yang berkecamuk dahsayat dalam batinnya.
****
“kau masih mencinti
adam aisyah? Menurutmu saat ini tindakan apa yang ingin kau perbuat?”
“aku masih mencintaiyna
din,,, dan tidak berkurang sedikitpun. Seandainya ia mau berubah dan tidak akan
mengulanginya lagi, dengan hati terbuka lebar pula aku menerimanya,,, tapi
sepertinya ada sesuatu yang hilang, dan aku tidak mengerti itu apa,,, tapi ku
yakin bukan rasa cinta ku yang amat dalam kepadanya…. Bukan adinda!!!.....”
“ya aisyah,,,, apapun
yang kan kau lakukan hanya dirimulah yang merasakan, jika kau memilih apapun itu
sikapmu. Ku yakin kau punya banyak pertimbangan yang tidak dalam penguasaan emosimu”
No comments:
Post a Comment