Sunday, December 9, 2012

Masikah rasa?!...



Ada yang hilang dan itu entah apa, tapi jika rasa ini,,,, ku yakin itu bukan!!!...

“jika kau jadi aku. Aku harus bagaimana din?,,, ya!... jika sakit, tak usah kau tanyakan. Tapi jika ku jujur terhadap perasaanku, aku masih menyayanginya dan itu tidak berkurang sedikitpun.”
Ku simak betul aisyah dalam tutur ceritanya, emosi berbaur meluapkan rintik air mata dari kedua kelopak indah itu, terus mengalir ke pipi hingga bermuara ke kerudung panjang dan meresap di dalamnya. Pada sedu ia terus rintihkan kalimat serta kembali bercerita.
“aku sengaja ceritakan ini semua padamu dan meminta pendapatmu adinda, karena ku pahami sekali ketika ku mengambil keputusan pada saat ini. Aku tak mampu berfikir jernih serta kebijakan untuk langkahku kedepan nanti. Aku labil.”
Aku masih diam, serta ingin ku hujati ia yang membuatmu sedih aisyah,,, tapi ku tau… tak layak aku berdiri pada ke akuan ku untuk saat ini.
“tenangkan dirimu aisyah… aku pun tidak mampu memberikan saran apa apa. Aku cukup menjadi pendengar kisahmu ini, kau yang paham mana yang terbaik untukmu. Hanya bisa ku sarankan jangan kau ambil keputusan pada saat ini. Tersenyumlah dalam keadaan apa pun,,, tersenyumlah,,, cantik mu hilang ketika kau mengais sayang”
***
“kau kapan kembali ke cirebon sayang? Aku merindukan senyum manis mu di sini. o,,, iya bagaimana kabar ibu di rumah, semua keluarga sehat?,,,”
“sehat mas, senin aisyah sepertinya balik ke Cirebon. Karena memang hari rabu aisyah ada kuliah, kabar ibu serta semua keluarga sehat alkhamdulillah… nanti senin jam 5 sore mas jemput di terminal ya,,, biar aisyah nggak nyari becak lagi buat ke kost”
“iya aisyah,,, nanti mas jemput kamu”
“ya udah kalau bgitu mas,,, asalamualaikummm”
“waalaikumussalam”
Aisyah mulai menutup telfon dan ia mulai nengemasi barang serta melangkahkan kaki untuk berpamit diri kepda keluarganya…
“ibu , ayah aisyah brangkat ya?,,,,”
“loh kamu berangkat sekarang aisyah ? Katanya mau hari senin ini kan masih sabtu?”
“enggak ibu, aku nggak sabar mau ketemu mas adam serta mau menyampaikan perbincangan aisyah dengan ayah dan ibu smalam kepada mas adam”
Dengan seringai kedua orang tua itu meresteui sang anak….
“ya udah hati hati aisyah, sampaikan salam kami pada adam”
Aisyah pergi mulai ia melangkah dengan hati riangnya,,, pada tapal jalan ia bercerita dalam nalurinya.
maaf mas adam aku membohogimu tentang hari kedataangn ku, tapi aku sengaja ingin memberimu kabar gembira tentang jawab orang tua ku pada tujuanmu yang akan kerumah tiga bulan ke depan untuk melamarku, mereka menyambut baik akan hal itu sayang. Dan aku tak sabar untuk menemuimu.
Aku tau!!!... kau pun psti akan bahagia mendengar kabar ini, sama halnya seperti aku menanggapi hal ini. Aku selallu yakin dari awal pertemuan kita, bahwa kau adalah imamku terbaik dalam menghadapi segala hal, karena sikapmu pada ku menggambarkan segalanya.
Kau selallu mewejangiku agar dapat mengontrol emosi apapun (kegembiraan, amarah dan rasa sedih).  Dan ku yakin kau berpegang teguh pada prinsip hidupmu itu, selama tiga tahun ini pun kau menjagaku dengan sepuh ke hati hatianmu, tidak pernah menyentuhku sedikit pun untuk sebuah luapan nafsu birahimu. Kau menjadikan ku permata yang selallu bersinar pada kemilaunya,,, karena kau pada keyakinanmu selallu menjelaskan bahwa perempuan akan Nampak keperempuanannya pada kterjagaan di dalam kotak. Serta menjadi Pandora ketika di buka. Kau pula memberiku kunci cadangan kamar kosmu, karena kau ingin aku mempersiapkan diri untuk belajar menjadi istri menjaga layak sandang suaminya.
Ah,,, jika mengingat masa yang kita lalui itu. Rasa cinta yang ku miliki terpupuk dalam, serta tumbuh menguasai segalanya… aku mencintaimu mas,,,, aku mencintai dengan amat sangat rasa terdalam.
“maaf mbak sudah sampai terminal Cirebon”
“oh maaf pa,,, iya terima kaih”
Heum,,, perjalanan antara indramayu cirebon tak terasa jauh… aku terlallu asyik dengan bayangan masa depan serta masa lallu kita sayang, sampai sampai seorang kernet kopayu membangunkan lamunan untuk memberitahukan karena sudah sampai pada kota tujuan.
Tapi sekarang aku langsung menuju kosmu sayang,,, entah kenapa saat ini hati ku berdegup kencang, mungkin karena rasa bahagiaku menguasai aliran darah pula. Dan sekarang aku mempersiapkan diri telah di depan pintu kmarmu serta aku membuka pintu kamar…
“mas adam?!!!....”
“aisyah?!!!!.... katanya kau hari senin ke Cirebon?”
“maaf mas aku membangunkan mu, ku kira kau sendirian di kamar. Aku tak tau ada teman perempuan di dalam kamrmu”
Aisyah pamit pergi dengan sapaan senyuman kepada adam, di lihatnya adam bertelanjang bulat dengan seorang perempuan yang tertidur pulas karena lelahnya di samping adam. Gemuruh nafasnyanya mulai tak trkendali, amarah mulai menguasai dirinya.
Matanya berkelabut mulai sembab tak kuasai diri, untuk menenangkan jiwanya ia memilih sebuah kursi di ruang tamu kostan adam. Mulai mengatur nafas untuk sekedar kelegaan jiwanya…
Dari sisi lain, adam menghampiri….
“aisyah maafkan aku, marahlah padaku aisyah,,, tapi ku mohon maafkan aku” dalam permohoannya aisyah dan adam tidak berpandangan merek memilih ratapan dalam ketertundukan”
“perempuan itu amora teman sekelasku mas?”
“iya aisyah”
“sudah berapa lama mas, kau menjalin hubungan dengannya?”
“sudah dua tahun ini, tapi aku tidak mencinainya… aku selallu memilhmu untuk masa depan ku sayang”
“sudahlah mas,,, aku pamit ke kos dulu mas,,,”
“tidak aisyah,,, tidak!!! Aku tidak akan mebiarkanmu dalam kondisi seperti ini untuk sendiri”
“tidak mas,,, aku tidak apa-apa aku ingin sendiri”
Adam mengalah melepas aisyah untuk pulang ke kostny,,,, dalam langkah lnglai. Kini segalanya hancur dalam sekejap, angan, impian bahkan kegembiraan yang ia bawa dari rumah pun menguap,,,
Ia tak tau harus bagaimana mengendalikan rasa yang berkecamuk dahsayat dalam batinnya.
****
“kau masih mencinti adam aisyah? Menurutmu saat ini tindakan apa yang ingin kau perbuat?”
“aku masih mencintaiyna din,,, dan tidak berkurang sedikitpun. Seandainya ia mau berubah dan tidak akan mengulanginya lagi, dengan hati terbuka lebar pula aku menerimanya,,, tapi sepertinya ada sesuatu yang hilang, dan aku tidak mengerti itu apa,,, tapi ku yakin bukan rasa cinta ku yang amat dalam kepadanya…. Bukan adinda!!!.....”
“ya aisyah,,,, apapun yang kan kau lakukan hanya dirimulah yang merasakan, jika kau memilih apapun itu sikapmu. Ku yakin kau punya banyak pertimbangan yang tidak dalam penguasaan emosimu”

No comments:

Post a Comment