“bajingan!!!,,, setelah
kau dapatkan segalannya dariku lantas kau memperlakukanku semaumu?! Persetan dengan
segala janji mu dulu!!..”
Mawar membanting telfon
dari genggamnya, dalam sedu sedan ia mulai menenggelamkan diri pada amarah
dengan tuangkan segala caci. Pun juga kamarnya yang tak lepas dari amuk kesal. segala barang
melayang, segala bunyi silih berganti bak perang garang.
“bajingan kau dandi,,,
bajingan kau”...
Masih pada laut amarahnya,
nampak kuyu wajah sendu itu,,,,
“kenapa kau mawar?!”
anggi teman kost mawar menghampiri.
“dandi,,, nggi,,,!!”
“kenapa lagi dengan
pacar mu dandi?”
“pria itu brengsek
nggi...” karena sedu sedannya, ucap mawar tersekat pada isak.
“sudahlah mawar,,,
tenangkan dirimu” anggi lantas memeluk mawar agar tenang.
Nampak dari raut anggi.
ia paham menenangkan mawar itu harus bagaimana. karena tak hanya sekali ini
saja mawar mengamuk karena perilaku dandi.
“dandi mempunyai wanita
lain nggi” mawar mulai tenang dalam ceritanya.
“bukankah dia sering
sekali menghadirkan wanita lain dalam hubungan kalian?!... ku kira kamu sudah
terbiasa menghadapi hal ini”
“tapi dia mau
meninggalkan ku nggi”
“baguslah” anggi
menjawab enteng. Anggi paham betul siapa pacar mawar, seorang lelaki yang suka
melayangkan tangan dan meminta segala kebutuhan hidupnya terhadap perempuan. Bagi
anggi memang sebuah hubungan yang tak pantas di pertahankan.
“nggi,,, aku tak mau
kehilangannya”
“mawar... apa lagi yang
ingin kamu pertahankan darinya?!... dia tak layak untuk perempuan sebaik kamu.”
“tapi dia harus
mempertanggung jawabkan segalanya!!...”
“perasaan mu kah yang
kamu maksudkan?”
“persetan dengan itu
nggi,,, aku sudah tak mempedulikannya”
“lantas apa lagi
mawar?!”
“aku ... aku... sudah
hilang keperawanannku dengannya nggi...” mawar kembali dalam deru tangisnya,
isaknya makin menjadi. Tuang sesal ia genangkan dalam gulir mutiara itu. Anggi terdiam
dalam sedu sedan mawar.
“aku sudah tak suci
lagi nggi... jika bukan dia yang akan menikahiku. Aku yakin tak ada pria yang
mau menerimaku apa adanya”
Masih dalam cengang anggi
terdiam tak tau harus berpetuah apa lagi. Tak hanya mawar, perempuan lainnya
pun juga akan berikap sama sepertinya ketika madu tertanggal dan kumbang mulai
laju. Bagi puan keperawanan adalah hal yang sakral yang harus ia pertahankan
untuk ia sandingkan pada suaminya kelak. Meskipun sebagian mengatakan bahwa hal
itu sudah tak lagi sebagai pertimbangan dalam jalinan hubungan keseriusan, tapi
jika harus di akui pada nurani terdalam. Pria mana pun juga akan memilih sebuah
kesucian dalam jalinan pernikahan. Meskipun pria itu telah menjamah ratusan
perempuan bahkan ribuan sekali pun.
Mungkin di ucap “iya”
lelaki akan menerima perempuan apa adanya sebagai pasangan hidupnya. Tapi yakinkah
kita bekas yang mendalam atas jamah itu tak akan terkuak kembali dalam masalah
rumah tangga suatu saat nanti?! (ah mawar!... kau layu tanggal madu kumbang pun
laju)
“sudahlah mawar,,, kau
cantik pria mana yang bisa menolak menjadi pendampingmu. Kau mempertahankan
hubungan ini pun juga tak ada gunanya, lagi pula lakunya tak pernah
membahagiakan mu. Jika memang menikah pun juga tak menjamin prilakunya yang
suka memukul akan berubah. Apa lagi jika dia merasa memiliki mu sepenuhnya. Kemungkinan
besar dia akan lebih semena-mena terhadap mu, aku yakin mawar... aku yakin
pasti akan ada pria yang jauh lebih baik untuk mu yang di persiapkan tuhan.”
“entahlah nggi!!... aku
tak tau bisa melallui hal yang terjadi kedepan atau tidak... mungkin ini
balasan karena aku telah merebut dandi dari pacarnya yang dulu nggi. Sekarang aku
bisa merasakannya... aku memang wanita yang paling bodoh karena telah
menerimanya dulu nggi. Aku memang wanita yang paling bodoh nggi...!!!”
***
“aku mencintai mu
mawar!...”
“mantan mu kemaren
telah melabrakku agar menjauh dari mu dan”
“tak usah kau pedulikan
dia sayang. Aku benar-benar mencintai mu!!...”
“tetapi dia memohon
kepada ku agar aku tak berhubungan lagi dengan mu”
“tak usah kau pedulikan
dia!, ku mohon jadilah pacar ku. Aku ingin mengakhiri masa hidupku hanya dengan
mu”
“dandi!,,, si ani
mantan mu bercerita bahwa dia telah kehilangan perawannya dengan mu”
“mawar,,, aku telah di
jebaknya. Dia mengikatku karena aku telah tidur dengannya, sewaktu denganku pun
juga dia sudah tidak perawan”
“lantas kenapa kamu
juga tetap mau tidur dengannya?!”
“aku hanya terbawa
suasana mawar... dia telanjangi badannya tanpa sehelai kain di hadappan ku. Lelaki
mana yang tak akan terbawa suasana ketika di hadap kan situasi seperti itu?!”
“aku tak ingin bernasib
sepertinya dandi”
Dandi lalu mentap mawar
lekat. Dia meyakinkan mawar agar mau menjadi pacarnya.
“mawar... aku benar-benar
mencintaimu dan aku janji akan menjaga mu. Tak akan menyakiti mu apa lagi hanya
memuaskan nafsu ku. Aku tak akan lakukan hal seburuk itu terhadapmu sayang”
Mawar luluh,,, dengan
ucap dandi yang meyakinkannya....
No comments:
Post a Comment